Dubes: AS Tak Diskriminasikan Islam
AS mengaku mulai membuka diri untuk mempelajari Islam.

Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Scot Marciel(VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)
Masih menurut Scot, bukti bahwa warga AS membuka diri adalah dengan meningkatnya jumlah pemeluk Islam di sana. Saat ini pemeluk Islam di AS tercatat mencapai 7,5 juta orang. Walaupun sebagian besar merupakan kaum imigran. Berbagai program pun digelar oleh pemerintah AS untuk membangun pemahaman yang lebih baik mengenai Islam di kalangan warga AS.
Stigma negatif yang selama ini tersemat di kalangan muslim di AS juga mulai luntur. Hal ini terbukti dari testimonial para pelajar Indonesia yang tengah menuntut ilmu di sana.
“Mereka memiliki pengalaman yang baik mengenai kehidupan beragama di sana. Tentu di setiap negara terdapat beberapa kelompok yang tidak memiliki sikap toleransi terhadap perbedaan, tidak hanya terhadap Islam. Tantangan yang mereka hadapi juga dihadapi di negara besar di belahan dunia mana pun. Tapi secara keseluruhan penerimaan warga AS terhadap Islam baik,” kata Scot.
Hal senada juga dikemukakan pendiri Institut Nilai-Nilai Keagamaan dan Kewarganegaraan di AS, Shabbir Mansuri. Dia berpendapat, tindak diskriminasi terhadap kaum muslim di AS memang masih ada, tapi mulai berkurang.
Kalaupun ada tindakan diskiriminatif, pelaku akan berhadapan langsung dengan hukum di sana. “Misalnya jika saya dipecat oleh perusahaan tempat saya bekerja hanya karena memiliki jenggot, maka hukum buruh akan melindungi hak saya,” ungkap pria yang lahir dan dibesarkan di India ini.
Recent Comments